Senin, 09 Juli 2012

Mata Sapi Lebih Lezat dari Mata Manusia


Ketika Muda, Hasan Basri adalah seorang yang royal. pakaiannya mewah dan perlente. Tiap sore dia berkeliling kota Basrah, berfoya-foya.

Pada suatu hari, waktu dia sedang berjalan-jalan, dia melihat seorang perempuan cantik dengan potongan tubuh yang sangat menarik, Hasan Basri buru-buru mengejar perempuan itu, dan mengikuti di belakangnya. Sambil berlagak-lagak terus diturutkannya ke mana si cantik itu pergi.

Agaknya perempuan tersebut merasakan firasat yang kurang enak. Ia berhenti dan menoleh, lalu bertanya, : Tuan terus membuntuti saya, apa Tuan tidak malu?"

Hasan Basri menengok ke kanan dan dan ke kiri. Sepi di situ, tidak ada orang lain kecuali mereka berdua. Dengan tersenyum cengar-cengir ia menjawab, " Malu kepada siapa? Di sini tidak ada yang melihat. "

Perempuan tadi berkata, " Malu kepada Dzat yang mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan di balik dada."

Tersentak perasaan Hasan Basri. Sesuatu yang berat hinggap di hatinya. Namun, ia kurang tabah dan tidak mampu menguasai hawa nafsunya. Maka ketika perempuan itu meneruskan jalannya, hasan Basri segera mengekor kembali di belakangnya.

Si cantik itu menghentikan langkahnya kini dan bertanya, " Mengapa Tuan teruskan juga mengganggu saya?"

Hasan Basri menjawab bersungguh-sungguh, "Saya terpesona oleh kedua matamu yang indah itu."

"Kalau begitu duduklah Tuan di sini, nantikan saya sebentar. Saya akan pulang dulu dan akan saya antarkan apa yang Tuan inginkan." balas si perempuan

Alangkah gembiranya hati si Hasan Basri. Dia mengira perempuan itu sudah terpikat kepadanya sebagaimana dia telah terjerat oleh si cantik itu. Maka dengan dada berdebar-debar dia menunggu di tempat itu.

Tida berapa lama kemudian muncul seorang budak perempuan , membawa sebuah nampan yang ditutup rapat-rapat dengan selembar saputangan lebar. Budak itu berjalan menunduk mendekati Hasan Basri, dengan kesedihan mengabuti wajahnya.

Mula-mula HAsan Basri heran menerima nampan itu. Namun dengan harap-harap cemas, di ambilnya juga akhirnya. Dak-Dik-Duk jantungnya menerima kiriman hadiah yang dia belum tahu apa isinya. Dengan gemetar lantaran kegembiraannya melampaui batas, dibukanya pentutup nampan itu.

Batapa kaget dan pucatnya Hasan Basri. Seketika putih wajahnya, dan ia terpekik ngeri, begitu saputangan tersebut tersibak. Di dalamnya terdapat sepasang mata sapi yang masih berdarah.

Budak perempuan itu berkata , " Perempuan yang tadi Tuan buntuti adalah majikan saya, Beliau berpesan, bahwa beliau tidak mau memiliki mata yang membuat fitnah atas orang laki-laki. karena itu beliau mengirimkan mata sapi ini agar Tuan bisa menikmati dan terbebas dari godaan itu. Sebab, mata sapi lebih lezat dari mata manusia. Mata majikan saya hanya akan Tuan pandangi, tapi mata sapi dapat Tuan makan dan lahap."

Makin menggigil tubuh Hasan Basri mendengar penuturan budak tersebut.Telah disaksikannya hasil perbuatannya yang ceriwis dan melanggar kespoanan itu. Maka diapun sangat menyesal dan bertobat. Setelah pulang kerumahnya, semalaman dia menangis tidak putus-putusnya.

Tatkala pagi yang cerah telah terbit, Hasan Basri bergegas menuju ke rumah perempuan yang tabah iman itu.ingin meminta maaf atas perbuatannya kemarin. Tapi, dia sangat terkejut tatkala mendengar penuturan warga kampung tersebut, bahwa perempuan yang ditujunya sudah meninggal dan baru saja dikuburkan. Ia jatuh sakit lantaran menganggap dirinya telah berdosa menimbulkan fitnah pada laki-laki.

Pada akhir malam ketiga, ia bertemu dengan perempuan itu dalam tidurnya. Dia meminta maaf atas perbuatannya pada waktu itu, sehingga membuat perempuan tersebut sakit dan meninggal. Perempuan itu dilihatnya duduk di taman sorga, dia mendapatkan kedudukan yang mulia di hadapan Allah karena perbuatan dirinya ( sang tuan ) sendiri. Hasan BAsri pun kemudian bertobat dan mendapatkan nasihat menjadi agar menjadi orang baik dari perempuan itu. selanjutnya, Hasan BAsri dikenal sebagai orang alim yang zuhud dan taat kepada Allah.


Dikutip dengan perubahannya, "K.H Abdurrahman Arroisi" dalam tulisannya "30 Kisah Teladan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar